Selasa, 27 Oktober 2009

Aduh Miyabi...

(Catatan lepas Mahmud Syaltut Usfa)

Rencana kedatangan artis spesialis film-film bokep “Miyabi” ke Indonesia benar-benar membuat geram para pemuka agama. Artis asal Jepang blasteran Kanada tersebut rencananya membintangi film “Menculik Miyabi”. Walah dalah….ada-ada saja orang-orang film kita membuat sensasi.

Aditiya sang penulis naskah dengan tegas berkelit kalau Miyabi sama sekali tidak akan berakting buka-bukaan. Mulai buka mulut, buka dada....dan buka lainnya...Husstt tahan berpikir ngeres!!.

Sontak saja, rencana kedatangan artis hot tersebut ditantang habis-habisan. Majelis ulama Indonesia paling depan menantang. Begitu juga Front Pembela Islam juga lantang bersuara menolak!! Terakhir dari berbagai ormas agama juga menentang keras dengan alasan moral. ”Bukan akting di film tersebut, tapi Miyabi adalah simbol porno, lantas di mana wajah moral bangsa kita...??” begitu rata-rata komentar mereka yang menantang.

Tak ayal, berbagai argumen dan pro kontra pun terus mengalir saling bersahutan. Ustad Yusuf Mansyur juga sempat berkomentar “Kalau seandainya gw yang jadi presiden akan gw panggil Miyabi ke Cikeas, terus diceramahi agar bertobat, kalau gak mau tobat disuruh pulang aja ke Jepang.” ujar sang ustad.

Yang tak kalah hebohnya munculnya komentar agar Miyabi disarankan memaki jilbab kalau mau ke Indoensia. Bahkan, di berbagai internet bermunculan foto-foto Miyabi memakai jilbab.

“Aduh....Miyabi...jadi kelakukan gini deh, ruarrrr....biasa...” Bisa saja anjuran tersebut himbauan agar dia bertobat. Tapi bisa saja berupa sindiran. Lho...kok gitu...? Kenapa tidak! bukankah umat Islam di Indonesia terlalu lembek dan cepat luluh hatinya apabila mendengar ada orang insaf.

Atau...jangan-jangan juga cemoohan kepada FPI yang terlalu vokal dan kerap mengkedepankan tindakan kasar. Lihat saja contohnya, ketika terjadi gempa di Jogjakarta sampai muncul anekdot “Jogja gempa karena Nyi Roro Kidul marah gara-gara disuruh memakai jilbab oleh Ust. Habid Rizieq sang komandan FPI.” Ya....silahkan saja adu argumen. Gelontorkan berbagai alasan demi terjaganya moral bangsa.

Ketika bola panas mulai menjalar di masyarakat, obrolan pro kontra juga berkumandang di berbagai sudut jalanan. Seorang yang memakai peci hitam terlihat geram. Dia berapi-api berkomentar keras menolak Miyabi datang ke Idonesia.

Di salah satu warung pojok jalanan dia komat-kamit. “Darah Miyabi halal untuk dibunuh, saya akan membunuhnya kalau dia sampai datang ke Indoensia, dia perusak moral !!!. ujar lelaki tersebut geram. Dia terus mengoceh tiada hentinya mengumpat Miyabi. Sampai-sampai orang-orang di sebelahnya merasa terganggu.

Karena tak sabar, salah seorang menegor dengan suara pelan. “Sudah lah pak kan sudah ditinjau ulang agar batal.” ujarnya santai, tapi orang yang berjenggut tersebut malah makin naik darah. “Pokoknya harus batal, dia perusak moral, dia artis porno...”sahutnya sambil menggebrak meja. Karena merasa geram, akhirnya orang di sebelahnya mencoba memancing “Maaf pak, Miyabi itu bukan artis porno...dia artis biasa tapi dalam ukuran di Indonesia terbilang porno.” katanya dengan suara agak tinggi.

Namun, lagi-lagi komentarnya disambut dengan suara melengking “Kamu tahu gak sih...dia itu artis porno...kok kamu gak ngerti ya...?!!” semprotnya makin geram. “Baik pak, ujar orang di sebelahnya...kalau betul begitu mana buktinya??.” ujarnya memancing.

“Oke kalau mau bukti sekarang juga saya akan ambil VCD porno Miyabi...di rumah saya banyak.” ujarnya sambil berdiri dari tempat duduknya. Tak lama kemudian dia datang dengan membawa beberapa VCD porno Miyabi. “Nih buktinya....saya hampir setiap malam nonton, mau bukti apa lagi, dia perusak moral, jelas kan...!!” hardiknya masih dengan nada emosi.

Kontan saja orang-orang di sebelahnya cengar-cengir....”Lho....j
adi bapak penggemar Miyabi ya...?? kalau begitu moral siapa yang rusak pak heheheeeeee.” ujar mereka sambil tertawa. Tentu saja wajahnya langsung memerah. Dengan sedikit menahan malu dan nada suara terbata-bata dia berkelit “Emmm....i..i..itu bukan punya saya tapi pinjam ke tetangga.” ucapnya sambil menundukkan kepala.


Selanjutnya......