"Ini Aku"
Ke sini…
Hantarkan jiwa itu padaku
Akan kupapah sampai ke tiang kematian
Tak perlu kau sentuh nafasku
Aku sedang mendekap luka
Aku masih berlari menjunjung hina
Sebaiknya kita satukan angan
Berlari menjauh dari luka meradang
Menerjang jiwa-jiwa yang pongah
Aku mohon,
Hantarkan jiwa itu padaku
Akan kudekap sampai ke titik keteduhan
Nyawaku sudah sampai di ujung langit
Jiwaku rindu berpetualang hingga tak tersentuh umur
"Mata Hati yang Memelas"
Catatan hati Mahmud Syaltut Usfa
Entah kenapa hari ini perasaanku meleleh
Sempat tercecer di sudut-sudut hati
Padahal lubang hati sudah tertutup cinta
Mata batin terasa sembab menangisi pujaan hati
Mata hatinya tajam karena selalu menatap mata tuhan
Air matanya tasbih, tahmid dan takbir
Sekujur pribadinya berselimut arrahman dan arrahim
Kata-katanya kalam ilahiyah
Keangkuhanku bergetar kencang
Menatap karisma di sudut matanya
Lidahku terkulai tak berdaya
Mendengar bait-bait suara batinnya
Kita bermula satu dalam senyawa jiwa
Bagai langit dan bumi dalam lingkaran Ars
Sang jiwa langit menunggu ketegasan akal
Berdoa mengurai harapan ke celah-celah takdir
Berdiri saja di sini
Terus saja
Tak perlu berlari
Istiqomah saja
Tak perlu berpikir
Menatap saja
Jangan gusar dengan liku-liku perjalanan hati
Cinta diciptakan untuk gelisah
Ihlaskan saja manakala batinku menatap
Agar kebahagiaan tersenyum menunggu ketegasan takdir
Sekolah rega
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar