KABAR UNTUK HATI
Apa kabar hati…?
Sudah lama aku tidak memikirkanmu
Masihkah kau gelisah seperti dulu…?
Aku sudah menemukan sang sandaranmu
Dia akan menyeka keringat kegelisahanmu
Menampa air matamu agar tak tersentuh debu
Jangan takut menerima kejujurannya
Dia berjalan di atas garis siratal mustaqim
Sekalipun seribu duri menusuk mata batinnya
Ya azza wajallah….
Letakkan takdir itu di pundakku sebagai amanat
Akan kupapah sampai ke garis lauhil mahfuz
Akan kupertanggung jawabkan hingga ke hulu Ars-Mu
Wahai hati…
Bersiaplah menyambut seribu satu kisah perjalanan takdir
Tak perlu menghitung kesempurnaan dari yang sudah sempurna
Dekaplah kebahagiaan dengan erat
Agar tak lepas direnggut perasaan risau
WAJAH ITU
Aku melihat wajah itu
Dari balik jendela hati
Masih seperti dulu
Pikirannya bercengkrama dengan angin
Detak langkahnya diusik kegelisahan
Menyimpan luka yang terus dibisukan
Takut, terus ditakuti ketakutan
Bayang menghalang terus membayang
Kebenaran tak memiliki makna benar lagi
Hanya mampu berteriak pada bayangan
Padahal kebenaran semanis senyumnya
Sekolah rega
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar