Batam Pos, Senin, 18 Mei 2009
Oleh: Mahmud Syaltut Usfa S.Psi
Psikolog dan Praktisi Pendidikan di Hang Nadim Malay School Batam
Masyarakat Indonesia terperanjat begitu mendengar Antasari Azhar menjadi tersangka otak di balik pembunuhan Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen. Bagaimana tidak, ”pendekar” pemberantas para koruptor itu harus ”terkapar” gara-gara hubungan cinta segitiga antara dirinya, Nasrudin dan Rani.
Kasus ini sudah pasti menjadi senjata empuk bagi musuh-musuh Antasari. Harus diakui, dengan keberaniannya, banyak kasus korupsi di seantero negeri ini terungkap. Para pejabat kelas kakap yang terlibat korupsi satu persatu diseret ke meja hijau, termasuk besan presiden, Aulia Pohan.
Tidak berlebihan apabila kejadian ini mengundang spekulasi sebagai jebakan bagi orang nomor satu di KPK tersebut. Lagi-lagi wanita dijadikan sebagai umpan empuk untuk menjatuhkan lawan. Sudah bukan rahasia lagi, dunia politik dan pejabat elit acap kali identik dengan perselingkuhan, seks, serta glamoria wanita-wanita cantik.
Para kaum opurtunis paham bentul, kemolekan tubuh wanita sebagai modal untuk menyuguhi para big boss dan politisi. Ini ibarat makanan pembuka siap saji yang harus disediakan oleh bawahannya.
Sudah banyak politisi elit tak berkutik saat (maaf) ”disajikan” yang satu ini. Seperti, foto yang memperlihatkan kemesraan anggota DPR Max Moein dengan asistennya yang disebut bernama Desi Firdiyanti. Terlepas dari keaslian foto-foto mesra Max Moein, anggota dewan itu akhirnya menghadapi tuduhan pelecehan seksual dari Desi Firdiyanti.
Kasus lain, Yahya Zaini, beredar video hubungan mesum dengan seorang penyanyi dangdut bernama Maria Eva. Seiring beredarnya video mesum tersebut, karier politik yang dirintisnya dari bawah akhirnya tenggelam.
Begitu juga kasus yang menimpa Al Amin Nur Nasution. Lagi-lagi seorang perempuan bernama Efielian Yonata menjadi ‘bonus’ bagi dirinya karena memuluskan rekomendasi untuk Sekda Bintan Azirwan.
Di Amerika sendiri, skandal seks para pejabat dipandang sebagai suatu aib yang menjijikkan. Sehingga, kredibilitas sang pejabat juga akan hancur. Misalnya, Gubernur New York Eliot Spitzer terpental dari kursi empuknya karena “membooking” seorang pelacur kelas elit bernama Ashley Kristen Dupree.
Masih teringat kasus yang menimpa mantan Presiden AS Bill Clinton dengan salah seorang pegawai magang di Gedung Putih, Monica Lewinski? Namun Clinton yang jadi sang presiden kala itu, mekipun banyak dihujat oleh warganya, tak sampai terpental dari kursinya. Skandal Antasari memang sedikit nyentrik.
Disinyalir dirinya terlibat cinta segitiga. Kasus ini tak ubahnya kisah roman saja. Pertemuan ketiganya dimulai di padang golf. Di Hari Minggu, Nasrudin Zulkarnain diajak oleh Antasari Azhar untuk bermain Golf di lapangan golf faforitnya. Untuk lebih meriahnya permainan, Nasrudin mengajak kekasihnya Rani Juliani.
Sesampainya di Lapangan Golf, Antasari menanyakan kepada Nasrudin tentang hubungannya dengan Rani. Karena Antasari tahu bahwa Nasrudin telah beristri, dan teman perempuan yang datang ke Lapangan Golf itu bukan istri Nasrudin. Kematian Nasrudin dikatkan dengan keterliban Antasari. Karena disinyalir dirinya ada main dengan kekasih Nasrudin tersebut.
Akhirnya, Antasari dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus penembakan berujung maut yang bermotif cinta segitiga itu.
Cinta segitiga? Benarkan ini persoalan cinta. Apakah cinta itu sebenarnya? Secara psikologi cinta sangat naluriah dan lahir dari perasaan. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep, cinta sangat abstrak sehingga sulit untuk dicerna secara ilmiah.
Posisi seorang pria yang berada dalam cinta segitiga terdapat banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Bisa berasal dari kondisi internal dan eksternal. Adapun kondisi internal berhubungan dengan kematangan seseorang berdasar pola asuh dan perjalanan pribadinya.
Hal ini bisa dilihat dari kondisi standar yang muncul dari masa lalunya. Misalnya, mencari wanita yang mirip ibunya.Terkait dengan ini, penyebabnya semata-mata faktor kebutuhan serta keinginan. Tapi, biasanya lebih besar keinginan dibanding kebutuhan!
Munculnya perilaku seksual bisa dipicu dari karier, tingkat pendidikan, seks, dan bisa masalah keluarga.
Namun yang harus ditegaskan, seseorang yang berada dalam posisi cinta segitiga itu cendrung tidak komitmen dengan ikatan percintaan. Akibatnya rentan muncul perilaku berbohong yang terus menerus dilakukan, sehingga menjadi sebuah split personality (kepribadian ganda).
Bisa ditebak, apabila kasus ini benar-benar hubungan cinta segitiga pasti kebohongan-kebohongan akan terus bergulir. Karena untuk menutupi kebohongan harus dijawab dengan kebohongan juga.
Sangat miris, jika seorang Antasari harus melakukan ini! Apalagi dalam konfrensi pers pamer kemesraan dengan istrinya. Entah itu sebuah sikap jujur atau malah sebaliknya guna menutupi kebohongannya.
Kita lihat nanti dalam proses hukum. Tapi yang pasti, cinta ada manakala kejujuran tersadar. Menurut Sternberg, psikolog yang sangat terkenal mengupas tentang cinta, cinta adalah sebuah kisah. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya.
Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan. Sepertinya tim penyidik harus jeli melihat perjalanan pribadi Antasari, khususnya terkait dengan sisi kepribadinnya.
Hubungan cinta segitiga Antasari bukan kisah roman anak ABG lagi. Skandal ini adalah kisah cinta orang-orang tua yang seharusnya sadar diri. Kasus ini tidak hanya menyangkut moral pribadi, tapi juga pertaruhan moral bangsa. ***
Sekolah rega
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar