Jumat, 15 Januari 2010

KEPLESET DI SURGA

(Catatan lepas Mahmud Syaltut Usfa)
Mengeluh memang paling gampang diucapkan. Kalau orang sudah doyan mengeluh, diapa-apakan tetap saja manyun. Pembawaannya nyebelin, sikapnya juga bikin capek dilihat. Biasanya, disadarkan juga susah. Makanya, kalau ketemu orang seperti itu mendingan dibiarkan saja apa maunya. Habis…daripada hati kita capek.

Jadi orang pengeluh itu gak enak. Hidupnya gak bersemangat, bahkan, selalu dijauhi kenikmatan. Sekalipun dihantarkan seribu kenikmatan tetap saja gak disukuri. Tuh, makanya jaga diri jangan sampai jadi orang pengeluh. Tidak hanya itu, tipe orang pengeluh itu juga dijauhi rezeki. Sampai-sampai sekalipun di surga tidak akan merasakan kenikmatan. Lho, kok bisa…?!!

Konon di zaman dulu, ada seorang santri yang sikapnya selalu mengeluh. Kiyai-nya sendiri sampai-sampai dibuat repot sama anak itu. Pernah ketika dalam pengajian, sang kiyai membahas mengenai kenikmatan-kenikmatan di surga. “Anak-anak, di surga itu sangat nikmat, saking nikmatnya segala sesuatu yang terjadi di sana ingin selalu diulang-ulang terus.” Terang pak kiyai kepada santri-santrinya.

Dasar si pengeluh ! Eh…dia malah tetap saja mengeluh “Huh…mana mungkin, kalau selalu diulang-ulang kan membosankan.” keluhnya dengan nada enteng.

Demi untuk meyakinkan santrinya, sang kiyai berdo’a agar beberapa santrinya diizinkan mendapatkan kenikmatan-kenikmatan surga. Singkat cerita, malaikat atas izin Allah bersedia mengantarkan. “Kalian besok subuh harus kembali dan masing-masing harus menceritakan kenikmatan-kenikmatan selama di surga.” Pesan pak kiyai. Maka diberangkatkan roh lima santri ke alam barzah dalam satu malam.

Keempat temannya berangkat dengan senang hati dan selalu tersenyum selama di perjalanan. Hingga akhirnya mereka sampai ke surga. Namun, si pengeluh belum juga sampai-sampai. Selama di perjalanan bawaannya mengeluh terus. “Aduh…capeknya, jauh sekali surga ini kok gak sampai-sampai, apa mungkin segala kejadian di surga ingin diulang-ulang terus” gerutunya selama perjalanan.

Akhirnya perjalanan sudah mau sampai. Pintu surga sudah terbuka. Begitu si pengeluh ini mau masuk tiba-tiba kakinya terpleset dan jatuh, bruakkk…!! Karena merasa nikmat, maka dia selalu mengulanginya. Setelah jatuh dia bangun lagi, jatuh lagi bangun lagi, terus diulanginya sampai waktunya habis. “Sudah cukup! waktu subuh sudah tiba sekarang kamu kembali ke dunia lagi.” Perintah malaikat.

Akhirnya roh kelima santri tersebut sampai di dunia. “Coba kalian satu persatu menceritakan kenikmatan-kenikmatan di surga.” Ujar sang kiyai kepada mereka. Satu persatu para santri menceritakan berbagai kenikmatan selama di surga. “Sungguh luar biasa, gak bisa diungkapkan lewat kata-kata karena di dunia ini jauh gak ada apa-apanya.” Begitu penjelasan keempatnya.

“Selanjutnya kamu, coba ceritakan pengalamanmu.” Tunjuk sang kiyai kepada santri si pengeluh. Dengan menundukkan kepala dia menjawab “Anu pak kiyai….cuma kepleset saja.” Jawabnya sedikit terbata-bata. “Maksudmu apa…?” tanya sang kiyai penasaran. “Waktu mau memasuki pintu surga saya kepleset, karena sangat nikmat saya ingin terus mengulangi sampai waktunya habis.”jelasnya dengan malu. “Jadi, jauh-jauh ke surga hanya merasakan kepleset saja?” sergah sang kiyai sambil geleng-geleng kepala.






Tidak ada komentar: